Monday, February 27, 2023

BHSF 1351 - 1400

 (1351) Ya Yesus, teladanku yang paling sempurna, dengan mataku tertuju pada-Mu, sepanjang hayatku aku akan mengikuti jejak-Mu, sambil menyelaraskan kodratku dengan rahmat, seturut kehendak-Mu yang amat kudus dan terang-Mu yang menerangi jiwaku sambil berharap sepenuhnya pada pertolongan-Mu.

Y.M.Y.
(1352) Kartu Pemeriksaan Batin
Pemeriksaan batin khusus.
Kesatuan dengan Kristus yang maharahim. Karena bersatu dengan Yesus, aku harus setia kepada-Nya kapan pun dan di mana pun, dan secara batin aku harus bersatu dengan Dia, sementara secara lahiriah mengamalkan kesetiaan kepada peraturan, khususnya peraturan mengenai silentium.
BULAN                             BERHASIL                                GAGAL
Nov.                                          53                                            2
Des.                                          104                                           -
Jan.                                             78                                           1
Feb.                                            59                                           1
Mar.                                           50                                           -
Apr.                                            61
Mei
Jun.
Jul.
Agu.
Sept.
Okt.
(1354) Apabila aku ragu-ragu bagaimana harus bertindak dalam situasi tertentu, aku selalu bertanya kepada kasih. Kasih memberikan nasihat yang paling baik.
BERHASIL
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
GAGAL
Perintah Allah













Kaul Kemiskinan



9









Kaul Kemurnian



7









Kaul Ketaatan

27

7









Peraturan

7











Kasih Terhadap Sesama
38
17
73
35
30
21






1,1,1
Kerendahan Hati
7
39
23
34
56
25






2,3,1,1,6
Kesabaran
23
56
50
17
80
50







Silentium
11
45
37
28
37
20







Nama baik sesama

15
25
3
1







1,
Misa dan komuni
17
12
13
7

10






Misa 6,2,1,12













Komuni 1,(12)
Meditasi
6
5

10









Pemeriksaan batin khusus
7
5
11









1
Sikap thd Allah & bapak pengakuan
5


5









Sikap terhadap Superior
7











1,1
Sikap thd sesama suster/siswi

4
7










Sikap thd kaum awam
20
2










2,1
(1356) Hari keenam. Ya Allahku, aku siap menerima kehendak-Mu, apa pun juga bentuknya. Ke mana pun juga Engkau mengarahkan aku, aku akan memuji Engkau. Apa pun yang Engkau minta dariku akan kulaksanakan dengan pertolongan rahmat-Mu. Apa pun juga kehendak-Mu yang kudus mengenai aku, akan kuterima dengan sepenuh hati dan segenap jiwaku, tanpa memperhatikan apa yang dituturkan oleh kodratku yang sudah rusak ini.
(1357) Pernah, ketika lewat di dekat sekelompok orang, aku tidak merasakan sengsara Tuhan. Maka, aku bertanya kepada Tuhan apakah mereka semua berada dalam keadaan rahmat. “Kalau engkau tidak merasakan penderitaan-Ku, tidak berarti bahwa mereka semua berada dalam keadaan rahmat. Aku mengizinkan engkau mengetahui keadaan jiwa-jiwa tertentu dan memberi engkau rahmat penderitaan hanya kalau Aku mau menggunakan engkau sebagai alat pertobatan bagi mereka.”
(1358) Di mana ada keutamaan yang tulus, di sana harus juga ada pengurbanan; seluruh kehidupan ini harus menjadi suatu pengurbanan. Hanya lewat pengurbananlah jiwa-jiwa dapat bermanfaat. Pengurbanan diriku sendirilah yang, dalam relasiku dengan sesama, dapat memuliakan Allah. Tetapi, pengurbanan ini harus mengalirkan kasih Allah sebab segala sesuatu terpusat pada kasih dan mendapatkan nilainya dari kasih.
(1359) “Camkanlah bahwa apabila engkau keluar dari retret ini, Aku akan memperlakukan engkau sebagai jiwa yang sempurna. Aku ingin mengenggam engkau dalam tangan-Ku sebagai satu alat yang lentur, yang secara sempurna dapat Ku-sesuaikan sepenuhnya dengan karya-karya-Ku.”
(1360) Ya Tuhan, Engkau menembus seluruh kehidupanku dan mengetahui juga apa yang ada dalam lubuk hatiku yang paling tersembunyi. Engkau tahu bahwa hanya Engkau yang kuinginkan, dan hanya penggenapan kehendak kudus-Mu yang kudambakan. Demi Engkau dan kehendak kudus-Mu, aku tidak peduli akan kesulitan, penderitaan, dan penghinaan, atau apa pun juga yang dapat dipikirkan orang.
(1361) “Keputusan kuatmu untuk menjadi seorang santa sangatlah menyenangkan Hati-Ku. Aku memberkati usaha-usahamu dan akan memberi engkau kesempatan untuk menyucikan diri. Waspadalah agar engkau tidak kehilangan kesempatan yang lewat penyelenggaraan-Ku, Kutawarkan kepadamu untuk penyucianmu. Kalau engkau tidak berhasil memanfaatkan suatu kesempatan, janganlah gelisah hatimu, tetapi rendahkanlah dirimu sepenuhnya di hadapan-Ku dan, dengan pengharapan yang besar, benamkanlah dirimu sepenuhnya dalam kerahiman-Ku. Dengan cara ini, engkau memperoleh lebih banyak daripada yang hilang darimu sebab kepada jiwa yang rendah hati dianugerahkan lebih banyak rahmat daripada apa yang diminta oleh jiwa itu sendiri....”
(1362) Hari ketujuh. Kini, aku sungguh mengetahui ketetapan mengenai masa depanku; yakni suatu kepastian batin bahwa aku akan mencapai kesucian. Karena keyakinan yang kuat ini, jiwaku dipenuhi dengan rasa syukur kepada Allah, dan aku mengembalikan segala kemuliaan itu kepada Allah sebab aku tahu dengan sungguh-sungguh bahwa diriku ini bukan apa-apa.
(1363) Aku akan keluar dari retret ini dalam keadaan yang sama sekali sudah diubah oleh kasih Allah. Jiwaku mulai menghayati suatu hidup yang baru, dengan tulus dan berani; memang secara lahiriah hidupku tidak akan berubah, dan tak seorang pun akan memperhatikannya; tetapi, [sekarang] hidupku dituntun oleh kasih yang murni dan, secara lahiriah, kerahimanlah yang menjadi buahnya. Aku merasakan bahwa diriku sudah sepenuhnya dirasuk oleh Allah dan, bersama Allah ini, aku akan kembali ke kehidupan sehari-hari, yang sedemikian menjemukan, melelahkan, dan rumit. Semua itu akan kujalani sambil berharap bahwa Allah yang kurasakan dalam hatiku akan mengubah hal-hal yang rutin itu menjadi sarana kesucian pribadiku.
(1364) Dalam retret ini, di tengah keheningan yang sangat teduh, di dekat Hati-Mu yang maharahim, jiwaku menjadi matang. Dalam sinar cemerlang kasih-Mu, jiwaku telah kehilangan rasa asamnya dan telah menjadi buah yang matang serta manis.
            Kini, aku dapat sungguh bermanfaat bagi Gereja berkat kesucian pribadiku, yang mendenyutkan kehidupan di seluruh Gereja karena kita semua merupakan satu tubuh di dalam Yesus. Itulah sebabnya aku sungguh-sungguh berusaha untuk membuat lahan hatiku menghasilkan buah yang baik. Barangkali, mata insani tidak pernah melihatnya. Tetapi, akan tiba harinya orang akan menyaksikan dengan jelas bahwa semua jiwa telah dikenyangkan dan akan terus dikenyangkan dengan buah ini.
(1365) O Kasih yang kekal, Engkau telah menyalakan hidup baru di dalam diriku, suatu hidup penuh kasih dan hidup yang sarat dengan kerahiman. Topanglah aku dengan rahmat-Mu agar aku dapat memberikan jawaban yang pantas kepada panggilan-Mu sehingga apa pun yang Engkau kehendaki terjadi dalam jiwa-jiwa berkat aku, sungguh akan digenapi.
            Ya Allahku, aku telah menyaksikan cemerlangnya fajar abadi. Maka, seluruh jiwaku berlari menuju Engkau, o Tuhan; tidak ada lagi suatu pun yang menghalangi aku, tidak ada suatu pun yang mengikat aku ke bumi. Tolonglah aku, o Tuhan, untuk menjalani sisa hidupku dengan sabar. Di hadapan Keagungan-Mu, kurban kasihku bernyala tanpa henti tetapi sedemikian tersembunyi sehingga hanya mata ilahi-Mu yang dapat melihatnya, ya Allah, dan tidak ada makhluk lain yang mampu menangkapnya.
(1366) O Tuhanku, meskipun begitu banyak hal menyibukkan aku, meskipun karya itu sangat penting bagi hatiku, meskipun aku mendambakan kemenangan Gereja dan keselamatan jiwa-jiwa, meskipun segala penganiayaan orang yang beriman kepada-Mu menghimpit aku, meskipun jatuhnya setiap jiwa menyakitkan hatiku, di atas dan melampaui semua ini, aku memiliki damai yang sangat teduh di dalam jiwaku. Tidak ada kemenangan, keinginan, atau penderitaan yang dapat mengganggu damai ini sebab, bagiku, Engkau melampaui segala penderitaan, ya Tuhanku dan Allahku.
(1367) Hari kedelapan. O Tuhanku, di hadirat Hati-Mu yang mahakudus, aku mengenang semua berkat-Mu. Sementara mengenang semua itu, aku sudah merasakan bahwa aku harus melambungkan syukur istimewa atas begitu banyak rahmat dan berkat dari Allah. Aku ingin membenamkan diriku dalam doa syukur di hadirat Keagungan Allah, dan aku akan terus melaksanakan doa syukur ini selama tujuh hari dan tujuh malam. Memang, secara lahiriah kau akan melaksanakan semua tugasku; tetapi, bagaimana pun, rohku akan terus-menerus berdiri di hadapan Tuhan, dan semua latihanku akan dipenuhi dengan roh syukur. Setiap petang, aku akan berlutut selama setengah jam di kamarku, sendirian bersama Tuhan. Setiap kali terbangun pada malam hari, aku akan membenamkan diri dalam doa syukur. Dengan cara ini, aku ingin membalas, sekurang-kurangnya sebagian kecil, berkat Allah yang berkelimpahan.
(1368) Tetapi, untuk membuat semua ini lebih berkesan dalam pandangan Allah, dan untuk menghapus banyangan keragu-raguan yang paling kecil sekalipun dari benakku, aku pergi kepada pembimbing rohaniku. Kepadanya aku mengungkapkan keinginan-keinginan jiwaku, yakni keinginanku untuk membenamkan diri dalam doa syukur seperti itu. AKu mendapat izin untuk semuanya kecuali bahwa aku hendaknya tidak memaksakan diri untuk berdoa setiap kali terbangun pada malam hari.
(1369) Dengan sukacita yang sungguh besar, aku kembali ke biara! Dan pada hari berikutnya, aku memulai laku-syukur agung ini dengan membarui kaul-kaul-Ku. Jiwaku seluruhnya tengelam di dalam Allah, dan dari seluruh diriku muncullah hanya satu nyala syukur dan terima kasih kepada Allah. Tidak banyak kata-kata yang terucap sebab karunia-karunia Allah, seperti api yang berkobar, membakar jiwaku; segala penderitaan dan dukacita menjadi ibarat kayu yang dilontarkan ke dalam nyala itu, dan membuat api itu tidak pernah padam. Aku mengundang langit dan bumi untuk bergabung dalam ucapan syukurku.
(1370) Retret sudah usai; itulah hari-hari indah ketika aku bersatu mesra hanya dengan Tuhan Yesus. Aku menjalani retret ini dengan cara seperti yang dikehendaki oleh Yesus, yakni dalam damai hati yang sangat teduh aku merenungkan karunia-karunia Allah. Belum pernah aku melakukan retret seperti ini. Jiwaku jauh lebih dikobarkan oleh damai daripada oleh gejolak atau emosi apa pun. Dalam sinar kasih, aku melihat segala sesuau seperti adanya.
(1371) Keluar dari retret ini, aku sama sekali diubah oleh kasih Allah. Ya Tuhan, ilahikanlah kegiatan-kegiatanku sehingga semuanya akan mendatangkan pahala untuk kehidupan kekal; memang aku sangat rapuh, tetapi aku percaya akan kekuatan rahmat-Mu yang akan menopang aku.
(1372) Ya Yesusku, Engkau tahu bahwa sudah sejak usia belia aku mempunyai keinginan untuk menjadi santa yang besar; maksudku, aku telah mempunyai keinginan untuk mencapai Engkau dengan cinta yang sedemikian besar sehingga tidak akan ada jiwa lain yang mencintai Engkau seperti aku. Mula-mula keinginanku ini berupa niat yang kurahasiakan, dan hanya Yesus yang mengetahuinya. Tetapi, hari ini aku tidak dapat menyembunyikan di dalam hatiku; rasanya aku ingin berteriak kepada seluruh dunia, “Kasihilah Allah sebab Ia itu baik dan besarlah kerahiman-Nya!”
(1373) O hari-hari yang serba biasa dan kelabu, dengan mata ceria dan berseri-seri, aku memandangmu. Betapa penting dan indahnya waktu yang memberi kita kesempatan untuk mengumpulkan pahala demi surga yang kekal! Aku tahu bagaimana para santo dan santa menggunakannya.
(1374) 30 Oktober 1937. Hari ini adalah hari kedua dari rangkaian hari-hari syukur. Dalam upacara religius yang dilaksanakan dalam misa, aku melihat Tuhan Yesus dalam keindahan yang luar biasa. Ia berkata kepadaku, “Putri-Ku, Aku tidak membebaskan engkau dari keharusan untuk bertindak.” Aku menjawab, “Tuhan, tanganku terlalu lemah untuk karya sebesar itu,” “Memang, Aku tahu; tetapi dengan menggandeng tangan kanan-Ku, engkau akan menyelesaikan segala sesuatu. Oleh karena itu, setialah selalu kepada bapak-bapak pengakuanmu. Aku akan memberi mereka terang untuk membimbing engkau.” “Tuhan, aku sudah ingin memulai karya itu dalam nama-Mu, tetapi Pastor Sopocko terus memintaku menundanya.” Yesus menjawab kepadaku, “Aku tahu itu; maka lakukanlah apa yang dapat engkau lakukan, tetapi engkau tidak boleh mundur.”
(1375) 1 November 1937.
Hari ini, sesudah Ibadat Sore, dilaksanakan prosesi ke tempat pemakaman. Aku tidak dapat ikut karena aku bertugas menjaga pintu. Tetapi, tugas ini sama sekali tidak menghalangi untuk berdoa bagi jiwa-jiwa. Ketika prosesi kembali dari tempat pemakaman ke kapel, jiwaku merasakan kehadiran banyak jiwa. Aku mengerti bahwa Allah sungguh adil: setiap orang harus melunasi utangnya sampai sen terakhir.
(1376) Tuhan memberi aku kesempatan untuk mengamalkan kesabaran lewat seseorang, yang bertugas bersamaku. Ia adalah orang yang paling lamban dari siapa pun yang pernah aku lihat. Orang harus mempersenjatai diri dengan kesabaran yang luar biasa untuk mendengarkan cara bicaranya yang membosankan.
(1377) 5 November. Pagi ini, lima orang penganggur datang ke pintu biara dan memaksa untuk masuk. Cukup lama, Suster N berbantah dengan mereka. Ketika tidak dapat mengusir mereka, ia kemudian pergi ke kapel untuk menjumpai Muder, yang menyuruh aku menemui orang-orang itu. Ketika aku masih cukup jauh dari gerbang, aku mendengar mereka mengedor-gedor pintu dengan keras. Pertama-tama, aku ragu-ragu dan takut. Aku tidak tahu apakah aku harus membuka pintu atau, seperti Suster N, berbicara dengan mereka melalui lubang kecil pada pintu. Tetapi, tiba-tiba aku mendengar suatu suara di dalam jiwaku yang berkata, “Pergi dan bukalah pintu, dan berbicaralah kepada mereka dengan manis seperti kalau engkau berbicara dengan Aku.”
Seketika itu juga aku membuka pintu dan menghampiri orang yang paling beringas di antara mereka. Aku mulai berbicara kepada mereka dengan sedemikian ramah dan tenang sehingga mereka tidak tahu bagaimana harus bersikap. Dan mereka pun mulai berbicara dengan lembut dan berkata, “Baiklah, sayang sekali biara tidak mempunyai pekerjaan untuk kami.” Dan, mereka pun pergi dengan tenang. Aku sungguh-sungguh merasa bahwa Yesus, yang kusambut dalam komuni kudus persis satu jam sebelumnya, telah bekerja dalam hati mereka lewat aku. Oh, betapa baiknya bertindak menurut ilham dari Allah!
(1378) Hari ini, aku merasa kurang sehat, dan aku pergi kepada Muder Superior, dengan maksud mau minta izin untuk pergi tidur. Tetapi, sebelum aku meminta izin, Muder Superior, berkata kepadaku, “Suster, engkau harus berjaga di pintu gerbang sebab aku akan membawa anak-anak mengurusi kubis karena tidak ada orang lain untuk mengerjakannya.” Aku berkata, “Baik,” dan aku meninggalkan kamar Muder. Ketika aku sampai di pintu gerbang, aku merasa kuat luar biasa; aku dapat berjaga sepanjang hari dan merasa sehat. Aku mengalami kuasa ketaatan suci.
(1379) 10 November 1937. Muder menunjukkan kepadaku buku kecil dengan Koronka, Litani, dan Novena Kerahiman Ilahi, dan aku minta kepadanya untuk melihat-lihat buku itu. Ketika aku melihatnya sepintas, Yesus memberi aku pengertian batin [dan berkata] kepadaku, “Sudah banyak jiwa yang ditarik kepada kasih-Ku berkat gambar ini. Lewat karya ini, Kerahiman-Ku bekerja di dalam jiwa-jiwa.” Aku mulai paham bahwa banyak jiwa telah mengalami rahmat Allah.
(1380) Aku diberi tahu bahwa Muder Superior akan harus menanggung salib sangat berat yang disertai penderitaan-penderitaan fisik; tetapi penderitaan itu tidak akan berlangsung lama.
(1381) Dalam diriku, muncul pemikiran untuk tidak minum obat sampai satu sendok, tetapi setiap kali hanya sedikit sebab obat itu mahal. Seketika itu juga aku mendengar suara, “Putri-Ku, Aku tidak berkenan akan perbuatan seperti itu. Terimalah dengan penuh syukur segala sesuatu yang Aku berikan kepadamu lewat para superior, dan dengan cara ini engkau akan lebih menyenangkan Hati-Ku.”
(1382) Ketika Suster Dominika meninggal sekitar 01.00 tengah malam, ia datang kepadaku dan memberitahukan kepadaku bahwa ia sudah meninggal. Aku berdoa baginya dengan khusyuk. Keesokan harinya, para suster memberi tahu aku bahwa ia sudah meninggal, dan aku menjawab bahwa aku sudah tahu sebab ia telah mengunjungi aku. Suster yang bertugas di kamar sakit minta kepadaku untuk membantu mendandani jenazahnya. Kemudian ketika aku sendirian bersama jenazah, Tuhan memberitahukan kepadaku bahwa ia masih menderita di Purgatorium. Aku menggandakan doaku baginya. Tetapi, berhubung dengan besarnya semangatku untuk mendoakan para suster kami yang sudah meninggal, aku menjadi kacau mengenai perhitungan hari. Mestinya, seturut ketentuan peraturan, aku mempersembahkan doa selama tiga hari; tetapi karena keliru, aku hanya melaksanakan doa selama dua hari. Pada hari keempat, suster itu memberitahu aku bahwa aku masih berutang doa kepadanya, dan itulah yang ia butuhkan. Seketika itu juga aku menentukan ujud untuk mempersembahkan satu hari penuh baginya, dan bukan hanya hari itu tetapi lebih banyak lagi, sebagaimana dibisikkan kepadaku oleh kasih akan sesama.
(1383) Sesudah menghembuskan napasnya, Suster Dominika tampak begitu cantik. Karena itu, beberapa suster berkata bahwa mungkin ia hanya dalam keadaan koma. Maka, salah seorang suster menyarankan kepadaku supaya menaruh sebuah cermin pada mulutnya untuk melihat kalau-kalau ada embun; embun itu akan menjadi tanda bahwa ia masih hidup. AKu berkata, “Baik,” dan kami melaksanakan seperti yang ia katakan. Tetapi, cermin itu tidak berembun meskipun tampak seolah-olah berembun. Kemudian, Tuhan memberitahu aku betapa Ia tidak berkenan akan hal itu. Tuhan menasihati aku dengan keras agar aku tidak pernah bertindak melawan keyakinan-keyakinan batinku. Aku merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan dan minta pengampunan-Nya.
(1384) Aku melihat seorang imam yang sangat dikasihi oleh Allah, tetapi sangat dibenci oleh setan karena ia sedang menuntun banyak jiwa kepada kesucian tingkat tinggi dan seluruh upayanya hanya demi kemuliaan Allah. Tetapi, aku terus memohon kepada Allah agar kesabarannya terhadap orang-orang yang selalu menentang dia tidak menjadi kendor sebab di mana setan sendiri tidak mampu menjatuhkan orang, ia akan menggunakan manusia.
(1385) 19 November. Hari ini, sesudah komuni, Yesus memberitahukan kepadaku betapa besar keinginan-Nya untuk masuk ke dalam hati manusia. “Aku ingin menyatukan diri-Ku dengan jiwa-jiwa manusia; kesukaan-Ku yang paling besar adalah menyatukan diri-Ku dengan jiwa-jiwa. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa ketika Aku masuk ke dalam hati manusia lewat komuni kudus, Aku membawa serta segala macam rahmat yang ingin Kuberikan kepada jiwa itu. Tetapi jiwa-jiwa itu bahkan tidak memperhatikan Aku; mereka meninggalkan Aku dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Oh, betapa sedihnya Aku karena jiwa-jiwa itu tidak mengenali Sang Kekasih! Mereka memperlakukan Aku sebagai benda mati.” Aku menjawab kepada Yesus, “O Harta hatiku, satu-satunya sasaran kasihku dan seluruh kesukaan jiwaku, aku ingin menyembah Engkau di dalam hatiku seperti Engkau disembah pada takhta kemuliaan-Mu yang kekal. Kasihku ingin mempersembahkan doa penyilihan kepada-Mu, sekurang-kurangnya sebagian, untuk kebekuan begitu banyak jiwa. Ya Yesus, rengkuhlah hatiku yang adalah tempat kediaman-Mu ini; tak sesuatu pun dapat masuk ke dalam hatiku. Engkau beristirahatlah sendiri di dalam hatiku ibarat dalam suatu taman yang indah.
O Yesusku, selamat tinggal; aku sudah harus pergi untuk melaksanakan tugas-tugasku. Tetapi, aku akan membuktikan kasihku kepada-Mu dengan pengurbanan, yakni dengan tidak mengabaikan atau menyia-nyiakan satu kesempatan pun untuk mengamalkan kasih itu.”
(1386) Ketika aku meninggalkan kapel, Muder Superior berkata kepadaku, “Suster, hari ini engkau tidak akan menghadiri kuliah katekese, tetapi akan tetap melaksanakan tugas.” Baiklah, Yesus; dengan demikian, sepanjang hari, aku memiliki sangat banyak kesempatan untuk berkurban. Aku tidak kehilangan suatu pun berkat kekuatan roh yang aku timba dari komuni kudus.
(1387) Dalam hidup ini, ada waktu-waktu tertentu ketika jiwa berada dalam keadaan yang sedemikian pelik sehingga ia tidak memahami perkataan manusia. Segala sesuatu membuat dia letih, dan tidak ada suatu pun yang dapat menenangkannya selain doa yang bernyala-nyala. Dalam doa yang khusyuk, jiwa menemukan kelegaan. Sebaliknya, kalau ia mencari penjelasan dari makhluk, semua itu hanya akan membuat dia semakin gelisah.
(1388) Dalam satu doa, aku tahu betapa jiwa Pastor Andrasz menyenangkan Hati Allah. Ia adalah anak Allah yang sejati. Jarang sekali keputraan ilahi terpancar sedemikian cemerlang dalam suatu jiwa seperti dalam jiwa imam ini, dan hal ini terjadi karena ia memiliki devosi istimewa kepada Bunda Allah.
(1389) O Yesusku, meskipun aku memiliki semangat yang menggebu-gebu, aku harus tetap bersikap tenang; ini kulakukan hanya supaya karya-Mu tidak dikacaukan oleh ketergesa-gesaanku. O Yesusku, Engkau membuat aku mengenal misteri-misteri-Mu, dan Engkau menghendaki aku menyalurkannya kepada jiwa-jiwa lain. Tidak lama lagi akan ada kemungkinan bagiku untuk bertindak. Ketika tampaknya sama sekali hancur, misiku justru akan dimulai, tanpa suatu pun yang dapat menghalangi. Demikianlah kehendak Allah mengenai hal ini, dan ini tidak akan berubah; meskipun banyak orang akan menentangnya, tidak suatu pun akan mengubah kehendak Allah.
(1390) Aku melihat Pastor Sopocko; pikirannya sangat sibuk. Ia sedang mengerjakan urusan Allah untuk membeberkan keinginan-keinginan Allah kepada para pejabat Gereja. Berkat usahanya, suatu terang baru akan memancar dalam Gereja Allah untuk memberikan penghiburan jiwa-jiwa. Untuk saat ini, jiwanya memang penuh dengan kepahitan, seolah-olah itulah ganjaran untuk usaha-usahanya dalam urusan Tuhan; tetapi yang sesungguhnya akan terjadi tidaklah demikian. Aku melihat sukacitanya yang tidak akan disurutkan oleh apa pun. Sudah di dunia ini Allah akan memberikan kepadanya sebagian dari sukacita ini. Selama ini belum pernah aku menjumpai kesetiaan kepada Allah seperti yang ditonjolkan oleh jiwa ini.
(1391) Hari ini, ketika sedang makan malam di ruang makan, aku merasakan tatapan mata Allah di dalam lubuk hatiku. Kehadiran Allah yang sedemikian nyata memenuhi jiwaku sehingga sejenak, aku tidak tahu di mana aku berada. Kehadiran Allah yang membahagiakan ini terus memenuhi jiwaku dan, kadang-kadang, aku tidak dapat menangkap apa yang sedang dikatakan oleh para suster kepadaku.
(1392) Segala kebaikan yang ada dalam diriku terjadi berkat komuni kudus. Dari komuni kudus, aku mendapatkan segala sesuatu. Aku merasakan bahwa api kudus ini telah mengubah aku sama sekali. Oh, betapa bahagianya aku menjadi suatu tempat kediaman bagi-Mu, o Tuhan! Hatiku adalah bait tempat Engkau tinggal terus-menerus ....
Y.M.Y.
(1393) Yesus, kesukaan jiwaku, Roti para malaikat, seluruh diriku terbenam di dalam Engkau; aku menghayati hidup ilahi-Mu sama seperti para pilihan di surga, dan kesejatian hidup ini tidak akan berhenti meskipun aku dibaringkan di dalam kubur.
Yesus, Sang Ekaristi, Allah yang tak dapat mati, yang tanpa henti tinggal di dalam hatiku; apabila aku memiliki Engkau, kematian pun tidak dapat merugikan aku. Kasih menuturkan kepadaku bahwa aku akan melihat Engkau pada akhir kehidupan.
Diresapi oleh kehidupan ilahi-Mu, aku menatap mantap ke surga yang dibuka bagiku; kematian akan pergi dengan wajah tersipu-sipu, dengan tangan hampa, karena kehidupan ilahi-Mu memenuhi jiwaku.
Memang, atas kehendak kudus-Mu, o Tuhan, kematian harus menyentuh jasadku; aku ingin kematian ini datang secepat mungkin, karena lewat dia, aku akan memasuki kehidupan abadi.
Yesus, Sang Ekaristi, Kehidupan jiwaku, Engkau telah mengangkat aku ke alam abadi; ini terjadi berkat sakratulmaut dan kematian-Mu di tengah siksaan yang keji.
(1394) Rekoleksi bulanan selama satu hari.
Dalam rekoleksi ini, Tuhan telah memberi aku terang untuk mengetahui kehendak-Nya dengan lebih jelas dan untuk menyerahkan diriku seutuhnya kepada kehendak kudus Allah. Terang ini telah menguatkan aku dalam damai yang sangat teduh, yang membuat aku memahami bahwa aku tidak perlu takut terhadap suatu pun selain dosa. Apa pun juga yang diberikan Allah kepadaku, akan kuterima dengan penyerahan diri mutlak kepada kehendak kudus-Nya; aku pun akan memenuhi keinginan-keinginan-Nya, sejauh kekuatanku memungkinkan untuk berbuat demikian, juga kalau kehendak Allah itu akan menjadi sangat berat dan sulit bagiku seperti halnya kehendak Bapa surgawi bagi Putra-Nya ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Kini aku memahami bahwa kalau kehendak Bapa surgawi dipenuhi dalam diri Putra kesayangan-Nya dengan cara seperti itu, kehendak-Nya akan dipenuhi dalam diri kita dengan cara yang persis sama: dengan menderita, dianiaya, disiksa, dicela. Lewat semua inilah jiwaku menjadi seperti Yesus. Dan semakin besar penderitaan, semakin jelas bahwa aku sedang menjadi seperti Yesus. Inilah jalan yang paling pasti. Seandainya sejumlah jalan lain lebih baik, Yesus pasti sudah menunjukkannya kepadaku. Penderitaan-penderitaan sama sekali tidak mengusik kedamaian hatiku. DI lain pihak meskipun aku menikmati damai yang sangat teduh, damai itu tidak meringankan penderitaan yang aku alami. Meskipun wajahku sering tertunduk ke bawah dan air mataku mengalir deras, pada saat yang sama jiwaku dipenuhi dengan damai dan kebahagiaan yang mendalam ....
(1395) Aku ingin menyembunyikan diri di dalam Hati-Mu yang Mahakudus laksana setetes embun di dalam mahkota bunga. Tempatkanlah aku dalam mahkota itu terhadap kebekuan dunia ini. Tidak seorang pun dapat memahami kebahagiaan yang dinikmati hatiku dalam kesendiriannya, dalam kesendirian bersama Allah.
(1396) Hari ini, aku mendengar suara di dalam jiwaku, “Oh, seandainya para pendosa mengenal kerahiman-Ku, pastilah mereka tidak akan binasa dalam jumlah yang begitu banyak. Katakanlah kepada jiwa-jiwa yang berdosa supaya jangan takut menghampiri Aku; katakan kepada mereka bahwa kerahiman-Ku sangat besar.”
(1397) Tuhan berkata kepadaku, “Hilangnya setiap jiwa menenggelamkan Aku ke dalam kesedihan yang menyayat hati. Engkau selalu menghibur Aku setiap kali engkau mendoakan orang-orang berdosa. Doa yang paling menyenangkan hati-Ku adalah doa untuk bertobatnya orang-orang berdosa. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa doa semacam ini selalu didengarkan dan dijawab.”
(1398) Adven sudah dekat. Aku ingin mempersiapkan hatiku untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan silentium dan keheningan roh, sambil menyatukan diriku dengan Bunda yang Tersuci dan dengan setia mengikuti keutamaan keheningan yang ia miliki; berkat keutamaan ini, ia diperkenan di mata Allah sendiri. AKu percaya bahwa di sampingnya, aku akan bertahan dalam keputusan ini.
(1399) Ketika aku memasuki kapel untuk berdoa sejenak pada petang hari, aku merasakan tusukan duri yang menyakitkan pada kepalaku. Ini berlangsung dalam waktu yang singkat, tetapi tusukannya sedemikian sakit sehingga seketika itu juga kepalaku tertunduk di bangku komuni. Terasa olehku bahwa duri itu telah menusuk sampai ke otakku. Tetapi, semua ini bukan apa-apa; ini semua demi keselamatan jiwa-jiwa, untuk memperoleh kerahiman Allah bagi mereka.
(1400) Aku hidup dari jam yang satu ke jam berikutnya, dan aku tidak dapat berbuat lain. AKu ingin menggunakan saat sekarang dengan sebaik mungkin, sambil dengan setia memenuhi segala sesuatu yang diberikan Sang Waktu kepadaku. Dalam segala hal, aku menggantungkan diri pada Allah dengan pengharapan yang tak tergoyahkan.

No comments:

Post a Comment

MARI MEMBACA BUKU HARIAN SANTA FAUSTINA (BHSF)

 Shalom...